Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : NUROFIK

WANITA MENDERITA KARENA SEKSUAL

Jumat, 22 Oktober 2010

MENGAPA WANITA MENDERITA KARENA SEKSUAL


Memang tidak ada yang mengharapkan bahwa cinta akan membawa petaka. Dalam arti di sini cinta menyakitkan baik secara fisik dan mental.

Tapi yang akan dibicarakan di sini adalah cinta secara fisik yang sering dikeluhkan wanita. Menderita karena cinta (seksual) atau sering disebut ‘sakit cinta’ ini menyangkut masalah orgasme yang dipaksakan serta kesenangan dan sensualitas semu.

Mengapa justru wanita yang sering mengalami hal-hal tersebut di atas? Walau secara umum pria dan wanita memiliki kesempatan yang sama untuk menderita dyspareunia ini, memakai istilah dunia kedokteran untuk menyebut rasa sakit akibat melakukan aktivitas seksual.

Namun menurut penelitian terbaru dari HealthScout.com, sekitar 15 persen wanita dan lima persen pria pernah mengalami dyspareunia suatu waktu dalam sejarah hidupnya. Untungnya kondisi yang tidak menguntungkan ini bisa disembuhkan.

Baik unsur kejiwaan dan fisik sama besarnya berperan dalam menimbulkan dan sekaligus mengobati ‘sakit cinta’ ini. Misalnya saja, kadang memilih alat kontrasepsi yang salah seperti kondom, bisa menimbulkan aktivitas seksual menjadi tidak nyaman lagi.

Di lain pihak, pengobatan seperti pembedahan mungkin saja bisa menjadi cara yang tepat untuk mengobati ‘sakit cinta’ itu. Dan saat penyebab ‘sakit cinta’ itu lebih ke jiwa, maka terapi bagi individu dan pasangan harus segera dilakukan.

Sebab-sebab utama yang mendorong wanita menderita sakit cinta di antaranya, vagina yang kering, problem lubrikasi, paskamenopause, infeksi dan gangguan fungsi reproduksi.

Saat wanita mulai terangsang seharusnya akan keluar cairan dari vagina. Tetapi jika ini tidak terjadi hubungan seksual akan menjadi suatu kegiatan yang menyiksa. Karena itu dianjurkan bagi wanita yang mengalami hal seperti ini dapat menggunakan cairan pembantu (pelumas) yang melancarkan kegiatan seksual kedua pasangan.

Faktor lain adalah masalah lubrikasi, biasanya terjadi karena kurang melakukan pemanasan saat bercinta. Dan yang sering terjadi karena adanya perubahan hormon dalam diri wanita yang bersangkutan. Ini bisa terjadi jika wanita telah memasuki tahap menopause atau sedang menyusui.

Dokter akan menyarankan agar minum obat yang mengandung antihistamines untuk mengurangi gejala sakit akibat vagina yang kering tersebut.

Atau coba lakukan pemanasan yang lebih lama dan teknik rangsangan yang lebih efektif dengan mencoba hal-hal yang sederhana dan simpel.

Beberapa ahli seksologi menyarankan menggunakan kondom yang sudah diberi cairan lubrikasi. Sedangkan wanita yang telah mengalami menopause coba lakukan terapi hormon untuk mengobati kekeringan dan rasa sakit.
Selain itu ‘sakit cinta’ bisa juga disebabkan oleh infeksi pada saluran kencing. Banyak sebab lain yang membuat vagina wanita terkena infeksi. Salah satunya ada luka memar atau bengkak akibat pengguntingan jaringan vagina untuk memperlancar persalinan tidak bersih (episiotomy).

Infeksi disebabkan juga oleh keputihan karena jamur, kurang menjaga kebersihan pakaian dalam, sabun yang mengandung zat kimia, serta pembalut adalah beberapa sebab yang membuat wanita mengalami infeksi atau iritasi. Untuk itu pengobatan yang perlu dilakukan adalah membersihkan jaringan yang luka tersebut. Jika parah, dokter akan menyarankan operasi kecil.

Sebab lain yang sering dirasakan adalah karena adanya endometriosis. Gangguan dalam perut bagian bawah ini terjadi bila perut terasa perih saat sedang melakukan aktivitas seksual. Atau gangguan lain dalam alat reproduksi.

Beberapa wanita sering mengalami vaginismus.

Tiba-tiba otot vagina kejang dan sakit yang amat sangat saat sedang melakukan hubungan seksual. Walau ini terjadi secara otomatis sering berkaitan dengan masalah kejiwaan.

Bisa saja berhubungan dengan trauma yang dialami sebelumnya saat melakukan hubungan seks. Mungkin pernah mengalami kekerasan seksual dari pasangannya. Untuk mengatasinya, disarankan untuk melakukan rangsangan secara lembut dan perlahan dan jangan memaksa.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
 
 

Followers